Selasa, 29 Mei 2012

Alfred Riedl Pantau Calon Pemain Timnas Hingga 22 Mei

Caping Gunung - La Nyalla Mattalitti berharap timnas Indonesia sudah siap usai tim task force FIFA/AFC mengeluarkan keputusan mereka di pertengahan Juni mendatang.

Ketua PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) La Nyalla Mattalitti mengungkapkan pelatih tim nasional Indonesia Alfred Riedl diberi kesempatan hingga 22 Mei mendatang untuk memantau pemain-pemain yang akan layak mengisi posisi di timnas.

La Nyalla menegaskan pelatih asal Austria tersebut diberi kebebasan seluas-luasnya untuk mencari pemain di kompetisi manapun, baik dari Superliga Indonesia (ISL) ataupun Liga Prima Indonesia (IPL). "Kami memberikan waktu kepada Riedl untuk memilih pemain sampai 22 Mei. Timnas ini sekadar untuk persiapan bilamana pada waktu mendatang sudah dibutuhkan," ujar La Nyalla. "Apakah dari ISL, IPL atau Divisi Utama, semuanya tetap dipantau. Siapa pun nantinya pemain yang dipanggil merupakan kewenangan Riedl."

La Nyalla mengatakan hal tersebut untuk melakukan proyeksi pembentukan timnas, dengan adanya proyeksi tersebut maka ketika tim task force FIFA/AFC mengeluarkan keputusan mereka, maka pihaknya telah siap. "Saya yakin kepengurusan hasil KLB yang akan diakui oleh FIFA atau AFC. Jika keputusan itu sudah keluar, pembentukan Timnas akan kita lakukan secepatnya," ujarnya. – goal.com

Kronologis Insiden Ruhut Sitompul dan FUI

Caping Gunung - Ruhut Sitompul mengatakan jika insiden dirinya dengan anggota Front Pembela Islam dianggap lucu. Ruhut menceritakan jika insiden tersebut terjadi saat anggota FPI dan Front Ulama Indonesia (FUI) ingin mengadakan rapat dengan Komisi III DPR.
Namun rapat tersebut tiba-tiba memanas saat anggota FPI mendengar tanggapan dari Ruhut mengenai sikap dan aksi FPI penolakan konser Lady GaGa. Anggota FPI dan FUI lantas menghampiri kursi Ruhut setelah mendengar penjelasan yang dinilainya menyudutkan.

"Yang dihina agama Kristen, yang membela Islam. Saya ini Kristiani, dalam ajaran agama saya, pemerintahan yang sah yang harus didukung, jangan anarkis, ada aturan mainnya. Polda itu sudah mendukung bapak-bapak, tapi finalnya ada di Mabes Polri, tapi apa pun keputusan pemerintah harus dihormati jangan anarkis," ujarnya seperti dikutip dari Merdeka.com. "Ormas apa pun kalau radikal harus dibubarkan," tambahnya.

Kalimat terakhir inilah yang membuat anggota FPI dan FUI pun berang dan menghampiri Ruhut. Melihat banyaknya anggota FPI dan FUI yang menghampiri, Ruhut pun segera berlari menuju ke ruang sekretariat Komisi III yang posisinya berdekatan dengan pintu masuk pimpinan Komisi III. (kpl/faj)

Ponorogo Diterjang Longsor

(Foto: HOKI)
Caping Gunung – Bencana tanah longsor kembali menerjang Kecamatan Ngrayun, Ponorogo, Jawa Timur. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek dan Pacitan ini di awal tahun 2012 ini kembali dirundung duka.

Kali ini rumah milik Damanhuri, warga RT 2, RW. 3, Dukuh Krajan, Desa Baosan Lor, Kecamatan Ngrayun, rata dengan tanah setelah diterjang tanah longsor, Sabtu (14/1) pukul 14.00 WIB kemarin.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Camat Ngrayun, Bambang Wijayanto, tanah longsor yang menimpa rumah Damanhuri tergolong cukup parah. “Rumah hancur tidak bisa ditempati lagi karena rata dengan tanah,” ujar Bambang Wijayanto, sebagaimana dirilis HOKI.

Akibat kejadian tersebut Damanhuri merugi hingga Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). “Sementara seluruh anggota keluarga Damanhuri mengungsi ke rumah saudaranya,” ungkapnya. Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab Ponorogo. Sementara hanya bantuan sembako yang sudah dikirim kepada Damanhuri.

“Masyarakat Desa Baosan Lor dibantu anggota Polsek, Koramil serta Pemerintah Kecamatan Ngrayun membersihkan puing-puing bekas rumah yang ditempati Damanhuri,” terangnya. Sebelumnya beberapa bencana longsor juga menerjang Kecamatan Ngrayun pada Bulan Desember 2011 silam. (hoki/cgo-1)

Amankan Natal, Polisi Tulungagung Pakai "Metal Detector"



Metal Detector -Illustrasi
Caping Gunung - Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Tulungagung, Jawa Timur dilengkapi peralatan pendeteksi logam (metal detector), kembali melakukan penyisiran di sejumlah gereja untuk mengantisipasi gangguan keamanan menjelang misa Natal, Sabtu sore.

ANTARA melaporkan, penyisiran tidak hanya dikonsentrasikan dalam ruangan gereja ataupun tempat-tempat yang digunakan untuk menggelar misa Natal, tetapi juga di luar ruangan hingga radius 50 meter.

Belum ada laporan temuan benda mencurigakan maupun indikasi gangguan keamanan ditemukan, namun pihak kepolisian menegaskan bahwa pengamanan akan terus diperketat hingga seluruh rangkaian perayaan Natal usia.

"Bersama ormas (organisasi massa) lintasagama yang telah berkomitmen untuk menjaga keamanan selama Natal dan tahun baru, kami juga akan terus melakukan penjagaan serupa hingga 12 jam nonstop," kata Kabag Operasional Polres Tulungagung, Kompol Subagio.

Ia mengungkapkan, lebih dari dua per tiga (2/3) personel kepolisian setempat dikerahkan. Tidak sebatas melakukan pengamanan di sejumlah gereja dan sekitarnya, tetapi juga bersiaga di sejumlah posko darurat yang ada di beberapa titik ruas jalan strategis maupun fasilitas umum.

Sebagian anggota, khususnya dari satuan lalu-lintas juga ikut membantu dengan melakukan pemeriksaan terhadap mobil pengunjung gereja.

"Kebijakan memperketat kendaraan yang masuk maupun keluar gereja ini tidak dimaksudkan untuk memanggu ketenangan umat kristiani, melainkan hanya untuk melakukan pengamanan bersama agar tercipta situasi aman terkendali dan juga membedakan jemaat," katanya.

Sementara itu, salah seorang pengurus gereja bernama Stevanus Riyanto mengatakan, pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian sangat diterima jemaat karena mereka akan lebih tenang diwaktu merayakan Natal.

Pengamanan menjelang misa Natal sudah mulai terlihat sejak Jumat (23/12) sekitar pukul 09.00 WIB hingga Sabtu sore.

Sejumlah anggota polisi berpakaian lengkap terlihat mulai memperketat pengamanan dengan cara menyisir di sejumlah gereja di Tulungagung menggunakan detektor.(ant-jatim/cgo-1)

Kasir Bank Danamon Kediri Dibantai Nasabah

Foto Korban semasa Hidup
Caping Gunung - Seorang kasir Bank Danamon Unit Cabang Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri dipastikan menjadi korban pembunuhan dan jenazahnya dikubur di ladang cabe Desa Kampungbaru, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Korban diketahui bernama Hidayat Bagus Febrianto (28) warga Jalan Flamboyan, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

Yanto (45) warga Dusun Mulyorejo, Desa Kampungbaru, saksi yang melakukan pencarian terhadap jenazah korban, mengatakan, kali pertama ditemukan, posisi korban dalam keadaan terlentang di kedalaman 15 cm dari tanah, berseragam lengkap baju dan identitas pegawai Bank Danamon.

Informasi yang diperoleh, terakhir kali menghilang dari kantor,korban berpamitan keluar hendak menagih tunggakan nasabah bernama Sudarto (50) warga Desa Kampungbaru, sejak hari Kamis (23/2/2012) lalu.

Petugas Polsek Kepung dan Polres Kediri yang ikut melakukan pencarian sejak hari Jumat (24/2/2012) kemarin hingga hari ini masih memburu keberadaan Sudarto nasabah Bank Danamon yang bermasalah tersebut. Sudarto ditengarai menjadi pelaku pembunuhan tersebut.

Berdasarkan keterangan dari teman-temannya, terakhir kali pada hari Kamis saat menagih ke nasabah, lainnya korban sempat membawa uang tunai Rp 13 juta.

BPS TEPIS SOAL KESALAHN PENDATAAN JAMKESMAS

Caping Gunung -  Badan Pusat Statistik  (BPS) Trenggalek, tak mau di salahkan soal pendataan warga yang berhak memperoleh JAMKESMAS,ada kesan seolah kesalahan itu berada di tingkat pemerintahan desa,sebab yang melakukan pendataan jamkesmas tahun 2008 adalah pemerintahan desa .
Menurut kepala BPS Trenggalek Dandut ketika di konfirmasi di ruang kerjanya mengatakan “pendataan kala itu dilakukan langsung oleh perangkat desa, namun sebelum melakukan pendataan kita lakukan pembinaan terlebih dahulu berupa pembengkalan materi soal pendatan,tak cukup sampai di situ kita juga mengklasifikasi soal pendidikan perangkat di desa utamanya lulusan setingkat SMU. Namun ketika sekarang kita berbicara soal kesalahan pendataan,ya .. yang namanya manusia pasti punya kesalahan. Kedepan akan kita lakukan cros check data terkait hal itu” ujarnya.
Merilis statement dari sekretaris dinas kesehatan sutikno dalam pemberitaan sebelumnya mengatakan”kesalahan pendataan ini,tidak hanya terjadi di satu desa atau wilayah,  ini sudah menjadi issue Nasional” ungkapnya kala itu.

Menanggapi statement itu kepala BPS Trenggalek Dandut menandaskan”kalau sekarang hal itu di katakan sebagai kesalahan nasional ya,,kami tidak bisa menerima sebab harus dilakukan pengkajian data dulu,apa benar seperti itu yang terjadi soal pendataan jamkesmas secara nasional” ujarnya menepis.

Ketika di tanya berapa prosen masyarakat Trenggalek yang sudah memiliki kartu jamkesmas dengan tenang dirinya dan kasi sosial PH. Susilo menjawab ”masalah itu kami belum melakukan pendataan, ya otomatis kami belum bisa menyampaikan berapa prosen masyarakat trenggalek yang telah memilki kartu jamkesmas. Kendati pun demikian perlu kami sampaikan bila masyarakat tidak memiliki kartu jamkesmas mereka bisa mengurus kartu jamkesda” tandas mereka berdua di ruang kepala BPS.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang bila sebagian besar masyarakat Trenggalek hanya memilki kartu jamkesda, sampai dimana kekuatan anggaran daerah sanggup memikul beban yang begitu berat, sebab yang kita tahu APBD trenggalek tahun ini 850 miliar, separuh lebih 650 miliar sudah dialokasikan untuk  belanja tidak langsung, 150 miliar untuk biaya pembangunan. Bisa kita bayangkan tinggal berpa prosen anggaran kita untuk menanggung beban Jamkesda.(her)

DINKES dan BPS TERKESAN SALING LEMPAR TANGGUNG JAWAB

Caping Gunung - Lagi-lagi Warga Miskin Jadi Korban Terkait data JAMKESMAS fiktif, Yang terjadi di Trenggalek. DINKES dan BPS pun seakan saling Lempar tanggung jawab. Pasalnya, JAMKESMAS yang di luncurkan di Trenggalek Dengan memakai acuan Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan akhirnya di kelola Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Berakibat Buruk kepada Masyarakat Luas, Sepertihalnya Data JAMKESMAS di Desa Bogoran Kecamatan Kampak yang Hampir 90% Fiktif alias Ada namanya Tapi orangnya tidak ada.

Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Saat Di Konfirmasi melalui sekretaris dinkes menuturkan, “ Data JAMKESMAS pada Tahun 2008 itu memakai acuan data dari BPS, dan saya juga Tidak mempunyai hak untuk merubah data tersebut”, “tutur Sutikno (sekretaris DINKES)”

Dandut Supriyanto.SP selaku Kepala BPS Trenggalek saat di konfirmasi “Jwalita News” menuturkan, “Terkait pendataan dari BPS pada tahun 2008 lalu, BPS juga sudah melalui Proses menurut prosedur yang ada, jadi mungkin kalaupun ada kesalahan pendataan itu hanya sebagian kecil saja. Toh pendataan waktu itu juga melalui Perangkat Desa setempat selaku pendata yang tau persis lokasi geografis dan keadaan masyarakatnya. Selain itu Perangkat Desa yang di tugaskan untuk mendata juga kami beri bekal pelatihan baik secara teori maupun praktek langsung di lapangan. Kalau memang ada kesalahan yang sebesar itu kami juga belum tau pasti, dan akan coba kami kaji ulang.”

PH. Susilo Selaku KASI SOSIAL BPS Trenggalek Juga menuturkan, “Sebenarnya usaha dari pihak BPS waktu pendataan juga sudah cukup maksimal, Karena pendataan-pendataan itu juga akan di masukkan ke TNP2k (Team Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)  yang akan jadi acuan dalam program-program pemerintah seperti PKH dan lain sebagaimya.” Kalau mengenai Data Fiktif seperti yang terjadi di Desa Bogoran Kecamatan kampak coba nanti akan telusuri lebih lanjut. Susilo menuturkan.

Lebih lanjut menurut Dandut Supriyanto.SP “Kalau tentang data fiktif dari JAMKESMAS yang memakai acuan dari data BPS ini, Bukan nya kami dari BPS selalu merasa benar dan tak mau di salahkan, Cuman kalau menurut saya itu kan yang mengelola juga Dinas Kesehatan, Jadi kesalahan tersebut mungkin juga ada saling keterkaitan. Bukan mutlak dari kesalahan BPS.  Saya pun juga kurang paham, apakan kesalahan tersebut dari pihak perangkat desa yang mendata ataupun dari pihak kami yang memasukkan data. Kami akan coba menelusuri lebih lanjut tentang itu dan akan terjun langsung ke lokasi ”

NS (nama samaran.red) Warga Bogoran Menuturkan “Ironis memang jika Masyarakat Bawah yang terus jadi korban, Padahal seharusnya Dinas Kesehatan mengambil langkah agar Data JAMKESMAS ini segera di perbarui dan Warga Miskin Yang ada di trenggalek ini bisa menikmati Hak nya dari JAMKESMAS, Atau jangan-jangan Data JAMKESMAS fiktif ini hanya di gunakan untuk oknum tertentu untuk mengambil keuntungan belaka dengan memakai nama-nama warga miskin. “ Tutur NS Pada “Jwalita News” [Rul 6]

WESTERN CULTURE AND OUR YOUNGSTERS NOWADAYS

Mika  - CGO Yunior.
Caping Gunung - Globalization has opened up the gates of modern era. When we come to this era, we will see the world without any limits or borders. Every day, we meet with a lot of information, from inside or outside this country. One thing that has also come to our country is the western culture. This culture has influenced every part of our life, for example, food, transportation, technologies, or even lifestyle. We can see our youngsters nowadays, they’re so easily get interacted with the western culture, and the question is, what is the effect of western cultures for our youngster? Do we adsorb entirely everything that that is coming from the western?

Culture is born because of the habit, and the habit is born because there is behavior. So, whether it is good or bad behavior, it will influence the culture it’s self. Western culture is just like a knife that has two sides; the good and the bad one. In a positive aspect, western culture has influenced us to modern technologies, internet, it has introduced us to the fashion, food, news or even a new lifestyle. The question is, doo we really need the western culture? The answer is yes, we do. We need the western culture; we have to open up our eyes, our mind, and our heart to the world windows. Don’t be like indigenous people who are so close minded, not accepting things coming from the outside.

These positive aspects, should be taken in our culture, we combine with our own. This combination will make us to be smart people. We become people who are not left behind with the world-updates. We become smart to know something outside our home, our country but we still love and remember to where we come from.  Through the western culture, our youngsters today have opened up their eyes to the world windows; they’re up to date with the information, fashion, food, etc.  It indicates that western culture has a role to improve our youngsters’ achievement. Our first president said; just give ten youngsters to shake up the world! So, that’s why we have to defend these positive aspects, this development, be smart people, don’t be left behind, but remember to where you come from.

Western culture also has the negative shadow, this shadow has directed our youngsters to the gloom, and the gloom will bring this country to the destruction. We can see our youngsters today, are so uncontrolled. They do what they want without thinking their surroundings. Almost crimes in this country are done by the youngsters, but why? This is because they just adsorb entirely from the western culture, they don’t filter it! They forget with their land. They just think that they’re like the western. The bad cultures from the western have changed their mind and their behavior. We have to change their mind, why? Because the future of this country is on their shoulders, youngsters are the next generation. But look at our youngsters today! Look at them. Wild racing is common in their ears. Crimes, robberies and pregnancy before marriage become something usual in their eyes.

350 years, 350 years our country had been colonized. Forty years ago, the holders of this 7country struggled hard; they gave their blood, wealth, and their soul for the rise of our education. But, where are the youngsters now? Where are the youngsters who give the blood and wealth for the religion and this country? Where are they? We should express our gratitude to God, God has given us a gift until now, so that we have an education and get achievement. But our youngsters today waste this opportunity, why? Because they don’t aware that they are the next generation, the future will be carried on their shoulders! They just take all the western culture instead of their own culture, their ancestors had struggled hard to make it, but they ruin it! They don’t want to maintain traditional dances, food, and their own behavior as Indonesian people. So, the big question, what is the solution? Our government should change the system of our education. Give our youngsters, give us a direction how we can build up our country, teach us to be good people, good youngsters who can carry the future of our country in our shoulders.

So, we have to choose and filter the culture that comes outside us, even though we have known the western cultures, we have known western fashion, food, and lifestyle, we may not forget to where we come from. For the last, for all the youngsters, we are next generation that will lead this country, we will bring a big, a very big responsibility, our future, the future of this country is on our shoulders, reach our big dream, and I’m sure we’re the best, and yes we can!

Renungan

Potret

Entri Acak

Last Updated

Iklan5