Trenggalek Caping Gunung Pawarta - Kabupaten Trenggalek telah memasuki
usianya yang ke 818. Trenggalek tidak akan menjadi seperti sekarang ini
tanpa adanya pendahulu dari jaman kerajaan untuk memulai membangun
kabupaten ini.Untuk mengenang para pendahulunya kamis, 30 agustus
Bupati Trenggalek beserta forpinda seluruh SKPD melakukan ziarah makam
leluhur.
Kegiataan
seperti ini rutin dilakukan setiap tahun menjelang akan di rayakannya
Hari Jadi Kabupaten Trenggalek. Ziarah pertama di lakukan di makam
setono gedong desa ngantru, selanjutnya di makam Menak sopal di Dam
Bagong, makam di margo ayu desa pogalan dan berakhir di makam astono
giri mulyo desa sumber kecamatan karangan
Dari keempat makam itu makam Menak sopal
lah yang sangat di kenal oleh warga Kabupaten Trenggalek. Menurut
juru kunci naim .Minak Sopal adalah keturunan dari Kerajaan
Majapahit,ibunya bernama Dewi Roro Amiswati,ayahnya bernama Minak .Ibu
Minak Sopal Dewi Roro amiswati pernah menderita penyakit kulit hingga
berbau amis, karena penyakit kulit itulah Dewi Roro Amiswati di asingkan
dari Kerajaan Majapahit dan menetap di wilayah Trenggalek. Suatu
ketika Dewi Roro Amiswati melakukan sayembara,bila siapapun lelaki atau
wanita yang sanggup menyembuhkan penyakitnya,bila laki-laki akan di
jadikan suami,bila perempuan akan diangkat sebagai saudara.Selanjutnya
datanglah Minak Sabra,dengan segala kekuatan berusaha menyembuhkan
penyakit Dewi Roro Amiswati dengan cara di jilati. Ditangan Minak Sabra,
Dewi Roro Amiswati di sembuhkan.Nama Dewi Roro Amiswati dirubah, dia
memakai nama baru usai sembuh dari penyakitnya yakni Dewi Roro Menur.
Konon cerita yang berkembang Dewi Roro Amiswati juga melakukan ritual
bertapa di sungai bagong untuk menghilangkan penyakit kulit yang di
deritanya atas saran dari Minak Sabra. Nama bagong sendiri di artikan
sebagai Babakan Agung,yang kemudian sering di kenal dengan nama Bagong
hingga sekarang.

Ketika
Minak Sopal membangun Dam Bagong,selalu saja di rusak oleh bajul putih
(buaya Putih) pagi di bangun esok harinya ambrol lagi, dan itu terjadi
secara berulang-ulang,ternyata kerusakan dam bagong,di rusak oleh bajul
putih yang tak lain adalah Minak Sabra (ayah Minak sopal) yang berubah
wujud menjadi buaya putih, belakangan diketahui,apa yang telah dilakukan
sang ayah rupanya menguji kesabaran sang anak. Pada akhirnya Dewi Roro
Menur atau Dewi Roro Amiswati menyampaikan pada Minak Sopal,kenapa buaya
putih itu selalu mengganggu kegiatan pembangunan Dam bagong, itu di
lakukan untuk melatih kesabaran anaknya.dalam cerita selanjutnya Minak
Sopal di beritahu oleh ayahnya bila ingin pembangunan Dam Bagong bisa
berdiri dan selesai,lakukanlah penyembelihan kepala Gajah tepat dibawah
Dam Bagong. Akhirnya Minak sopal pergi mencari gajah sampai kedaerah
Ponorogo,diketahui pemilik gajah adalah mbok rondo krandon,Minak Sopal
menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Mbok Rondo Krandon ,saat
berbincang dengan Mbok Rondo Krandon dirinya mengatakan hendak meminjam
Gajah, Untuk membantu pembangunan Dam Bagong.setelah gajah itu dibawah
oleh Minak Sopal ke Trenggalek, Ternyata gajah itu malah di sembelih.dan
kepala gajah itu di letakkan sesuai amanat sang ayah. Mendengar
gajahnya di sembelih, mbok rondo krandon marah dan mengutus prajurit
untuk menemui Minak Sopal,sebelum prajurit tiba di Trenggalek,Minak
sopal membuat terowongan dari dalam sungai dam bagong yang tembus ke
arah telaga ngebel ponorogo,tujuannya agar lebih cepat bertemu dengan
Mbok Rondo Krandon ketimbang terjadi kesalah pahaman dengan prajurit
utusan Mbok Rondo krandon.ternyata benar Minak Sopal lebih dulu menemui
mbok rondo krandon,setelah bertemu, Minak Sopal menceritakan kenapa
gajah tersebut di sembelih sebab di gunakan untuk kepentingan rakyat
banyak khususnya untuk mengairi persawahan di wilayah Trenggalek
,mendengar cerita dari Minak Sopal,luluh sudah kemarahan Mbok Rondo
Krandon terhadap Minak Sopal. Hingga kini masih tersisa Patung Batu yang
mirip gajah tepat dibawah Dam Bagong,namun sayang sekali Patung Batu
gajah tersebut telah ambruk di terjang banjir bandang besar sepanjang
sejarah Trenggalek tahun 2006 silam.
Minak Sopal Dimakamkan di kelurahan
Ngantru kabupaten Trenggalek Jawa Timur, lokasi makam Minak Sopal sangat
dekat dengan Dam Bagong.di samping makam minak sopal,juga dimakamkan
ibu Minak Sopal yakni Dewi Roro amiswati atau Dewi Roro Menur. Selain
itu juga dimakamkan sembilan prajurit di samping kanan kiri makam Minak
Sopal yang menurut keterangan juru kunci melambangkan keberadaan
sembilan Wali atau Wali Songo.disekitar makam Minak Sopal juga terdapat
makam seseorang yang ilmunya setingkat dengan para Wali,yakni Mas Ajeng
Sururi,berdasarkan tulisan di batu nisan yang berbahasa Arab menyebutkan
angka tahun 1358.beliau juga dikenal sebagai penyebar agama Islam.
0 komentar:
Posting Komentar