Trenggalek Caping Gunung Pawarta - Tapi dia tidak seberuntung namanya. Tergolek lemas di dipan pembaringan rumahnya yang reyot. Sakit selain karena usia juga karena totalitasnya waktu membela banteng ngamuk. Lho? Kok...
Dulu, pasca reformasi ketika Partai Dengan Ideologi Peodal (PeDeIPe)
menancapkan kakinya di kadipaten Gaplek, mbah Bejo sebagai orang kecil
yang pengin berbakti pada bangsa dan negara lebih memilih PeDeIPe
sebagai tempatnya menyalurkan aspirasi. Tidak hanya sekedar ngikut, tapi
total... Mbah Bejo dan wong cilik lainnya mempertaruhkan darah dan
keringat demi kebesaran partai. Mulai jaman kang Tardjiyo yang fenomenal
hingga Seniman Dakkar Padas. Dia tidak peduli, alih kepemimpinan itu
lewat suksesi atau kudeta dengan sekian intrik yang menyertai. Wong yang
dibela partainya,bukan oknumnya.... Hari ini mbah Bejo ngundang Sastro dkk untuk datang ke rumah reyotnya. “Yo ngene iki,le rumah Simbah....sederhana cenderung hancur,tanpa bintang atau piagam penghargaan...” Pamer mbah Bejo. Sastro mengangguk,tanpa sepatah kata. Anggukan yang multitafsir dengan segudang tanda tanya. “Dengar-dengar ketua partai simbah terkena kasus hukum,ya?” Kali ini Sastro mengangguk tapi penuh ketegasan. “Simbah ini sudah mengabdi pada partai puluhan tahun sejak namanya tidak pakai huruf Pe...le. Prihatin mendengar kasus itu.”
“Betul,mbah.Saya saja yang bukan aktifis partai juga ikut
prihatin,mbah..Ketika status tersangka sudah mempunyai ketetapan hukum,
tidak ada rasa penyesalan sedikitpun atau paling tidak mengadakan
konferensi pers untuk non aktif atau mengundurkan diri hingga masalah
usai. Malah show of force menunjukkan kalau dia masih punya status dan
kekuasaan .” Sela Badrun. “iyo,le...Jangankan mikir mundur le, lha
wong lihat orang-orang seperti simbah saja dia tidak bisa menghargai
kok...Belum pernah to sampean dengar, ketum membiayai pengobatan
kader-kadernya yang sakit dan butuh biaya pengobatan tho.Mesthi yang
sampean dengar khan selalu politik pencitraan dan golek rai,to?” Kata
mbah Bejo setengah bertanya. Sastro mengangguk. Lebih keras....
“Seharusnya dia sebagai orang yang dibesarkan partai mbok jangan hanya
ngurusi nasibnya sendiri dengan mengorbankan kepentingan partai. Dipikir
rakyat goblog,piye? Lha wong dikriminalisasi atau dipolitisasi, ki
kalau tidak ada api tidak mungkin ada asap. Malah ini secara politik
merugikan,partai...Seharusnya banteng muda ambil sikap, kalau perlu
kudeta untuk menyelamatkan partai tahun 2014.” Mbah Bejo melepaskan
uneg-uneg. Sastro mengangguk. Sampai terguncang-guncang badannya.
“Kecewa le, aku kecewa....(bukan syair lagu,lho)....Aku dan kawulo
cilik toh nyowo toh pati, eh partai malah dibuat jag-jag’an buat ambisi
pribadi. Sifat adigang adigung adiguna...hanya akan jadi bumerang,le...” Sastro mengangguk.Terlalu keras. JUNGKEL!!! Dan NDHLOSSSSOR nyungsep lantai.... “Le.....” Mbah Bejo teriak, sedang para mbambung mbingungi. Koplakkk....
0 komentar:
Posting Komentar